Selasa, 29 September 2015

✿ Nurul Aulia, Penguji Penghafal Quran Termuda.


[Kisah Hafiz Al Qur’an dari Seluruh Dunia]
Nurul Aulia, Penguji Penghafal Quran Termuda.

Ada yang menarik di balik pelaksanaan Wisuda Akbar penghafal Alquran yang digelar Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Pesantren Daarul Quran, pimpinan Yusuf Mansyur di Gelora Bung Karno, kemarin. 

Memang, para peserta ujian menghapal Alquran banyak yang masih belia. Tapi yang lebih menarik, ada penguji yang tak kalah muda. Perempuan manis berkerudung hitam.

Nurul Aulia Zahra namanya. Perempuan berusia 13 tahun ini menjadi penguji peserta hafalan Al Quran. "Namanya Nurul, santri dari Pondok Pesantren Tahfidz Putri Daarul Qur'an Cikarang ini menyelesaikan hafalan sebanyak 30 Juz dalam waktu 1,5 tahun. Maka kami berpikir dia layak untuk jadi penguji," kata Direktur Eksekutif Daarul Quran, Tarmizi, kemarin.

Saat ditemui senyum Nurul pun menghiasi wajah manisnya. Nurul mengaku merasa senang ketika dipercaya menjadi penguji di acara yang terbilang besar.

“Alhamdulillah dan bismillah, senang dikasih kesempatan besar ini. Gugup sudah pasti, awalnya gemetar. Motivasi saya menghapal datang dari Orangtua," ujar Nurul.
Menurut Direktur Eksekutif Daarul Quran, Tarmizi, Nurul memiliki kecepatan dan daya ingat yang di atas para santri lainnya.

"Nurul memang memiliki kekuatan yang besar menjadi penghafal Alqan. Sejak awal ia ingin menyelesaikan hafalan 30 juz di kelas 2 SMP. Alhamdulillah tercapai. Nurul juga memiliki prestasi dalam ilmu-ilmu umum," ujar Tarmizi.

Tarmizi berharap Nurul menjadi motivasi untuk teman-teman santri lainnya dan prestasi yang dimiliki dapat bermanfaat untuk dirinya dan orang sekitar.

"Semoga Nurul selalu mengamalkan Alquran yang dihapalkannya, dan bisa bermanfaat. Dan Nurul bisa jadi motivasi santri lainnya, kalau mau berusaha dan ada niat baik Insya Allah jalannya selalu ada," harapnya.


“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Rabu, 23 September 2015

✿ Abdurrohim, Jawara Nasional Menghafal Al Quran.


[Kisah Hafiz Al Qur’an dari Seluruh Dunia]
Abdurrohim, Jawara Nasional Menghafal Al Quran.

Pemuda yang ingin melanjutkan kuliah di Mekah ini punya resep khusus untuk mempertahankan hafalannya. "Sering muroja`ah (mengulang hafalan)," tutur dia.

Hafiz dari Lembaga Pembinaan Tilawatil Quran (LPTQ) Kanwil Kemenag Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdurrohim, dinobatkan sebagai juara Musabaqah Hafalan Alquran dan Hadis Pangeran Sultan Bin Abdulaziz Alu Su’ud Tingkat Nasional ke VII. Dia berhak mendapatkan uang pembinaan sebesar Rp 48 juta.

"Saya sangat senang dan bersyukur sekali atas k eberhasilan ini," kata Abdurrohim sebagaiamana dikutip dari laman resmi Kementerian Agama.

Sulung dari empat bersaudara ini sudah belajar hafalan Alquran sejak kecil, sejak masih di bangku taman kanak-kanak. Pemuda yang ingin melanjutkan kuliah di Mekah ini punya resep khusus untuk mempertahankan hafalannya. "Sering muroja`ah (mengulang hafalan)," tutur dia.

Pemuda kelahiran Bantul, 28 Maret 1996, ini tak hanya kali ini saja menjadi jawara hafalan Alquran. Tahun lalu, putra pasangan Syamsuri-Siyaminah ini menjadi pemenang kejuaraan serupa Tingkat ASEAN-Pasifik dalam kategori tahfidz 20 juz.

Kala itu, kata dia, kompetitor terberat berasal dari Filipina. Apalagi, ayat yang diujikan dipilih oleh juri. "Ini lebih sulit daripada urut."

Namun akhirnya dia berhasil memenangkan lomba itu dan berhak mendapat uang 13 ribu riyal (sekitar Rp 40 juta) dan naik haji gratis atas undangan Kerajaan Saudi.



Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Vera Verinak, Wanita Pertama Penghafal Quran dari Ukraina.


Vera, yang berhasil mengajak lima saudara dan ibunya memeluk Islam, telah banyak membantu para pemuda yang ingin belajar tentang agama Islam. Setelah memantapkan diri menjadi muslimah 17 tahun yang lalu, Vera Verinak menjadi penghafal Alquran perempuan pertama asal Ukraina.

"Sebelumnya saya telah belajar Bahasa Arab. Saya sering menulis ayat dan mengartikannya agar mudah dipahami dan diingat," kata perempuan 35 tahun tersebut kepada Aljazeera dikutip OnIslam.net.

"Memang butuh waktu yang lama sejak saya baru masuk universitas, sebelum saya sibuk dengan urusan rumah tangga dan pekerjaan."

Vera mengatakan dia awalnya tidak berharap bisa mengafalkan seluruh Alquran, terutama setelah melihat ada hambatan bahasa dan kurangnya waktu untuk mempelajarinya.

Belajar bahasa Arab telah banyak membantu Vera untuk menghafal Alquran. "Setelah belajar Bahasa Arab, Islamic Center di Kiev membuat sebuah jadwal untuk membantu saya menghafal Alquran hanya dalam waktu sembilan bulan," Vera menjelaskan proses dirinya mampu menghafal Alquran.

Setelah berhasil mewujudkan mimpinya menghafal Alquran, Vera berkeinginan untuk mengajarkan perempuan muslim lainnya tentang Alquran dan berdakwah kepada non-muslim.

Vera, yang berhasil mengajak lima saudara dan ibunya memeluk Islam, telah banyak membantu para pemuda yang ingin belajar tentang agama Islam.

Seorang gadis remaja Ukraina, Jana, mengatakan dia memutuskan memeluk Islam setelah bertemu dengan Vera yang meyakinkannya bahwa Islam adalah agama sekaligus jalan hidup.

Pada 2012, diperkirakan 500.000 Muslim tinggal di Ukraina dan sekitar 300.000 di antaranya dari suku Tatar Krimea. Menurut Majelis Ulama Ukraina, ada 2 juta Muslim di seluruh Ukraina pada 2009.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Kisah Anak Penjual Kroto Penghafal Al Quran.


Ini kisah kegigihan bocah penghafal Alquran. Najma Mumtiaz namanya. Bocah 9 tahun ini sehari-hari menghafal Alquran di kios mungil yang terletak di Pasar Cimuncang, Ciwidey, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Dan seperti hari-hari sebelumnya, siang itu, Rabu 6 Mei 2015, Najma membaca Alquran kecil di tangan kanannya. Setelah itu mulutnya komat-kamit menghafal ayat yang baru saja dibaca. “Teruskan, Nak,” kata Ibunda Najma, Dian Marlina.

Najma merupakan siswi kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Panyocokan, Wanasari, Kabupaten Bandung. Bocah berhijab itu juga menjadi santri Rumah Tahfidz Mifaro (Min Fadhli Rabbi), asuhan Ustadz Muhammad Rizaldi Syahputra dan istrinya, Ghina Fathonah. “Baru 5 juz,” jawab Najma, saat ditanya jumlah hafalan Alqurannya.

Bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Dian Marlina-Darajat, ini mengaku bisa membaca Alquran karena diajari sang bunda. “Terus menghafal sama Bunda Ghina,” tambah dia.

Sepulang sekolah, sdik dari Ilmi Fauziyat (15) ini biasanya membantu orangtuanya di kios yang menjual alat dan umpan mancing seperti kroto, pelet, dan telur. Saat senggang, Najma duduk di bangku sambil membaca dan menghafal Alquran.

Dalam sehari, Najma mampu menghafal 1 halaman. Dia punya target. Sudah khatam hafalan 30 juz ketika masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs). Selain menghafal Alquran, bocah ini juga bercita-cita menjadi ustazah. “Ingin jadi ustadzah, punya pesantren,” ujar Najma.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Selasa, 22 September 2015

✿ Santri Bogor `Sejukkan` Gerbong KRL dengan Al-Qur’an


Ada pemandangan tidak lazim di kereta rel listrik (KRL) rute Parung Panjang-Tanah Abang, pada Kamis siang 25 Juni 2015 lalu. Lantunan merdu ayat Al-Qur’an terdengar sayup-sayup di salah satu gerbong kereta tersebut.

Suaranya seakan sahut-menyahut. Kadang lantunan itu jelas, kadang seakan hilang karena kalah dengan kerasnya decit bunyi rem kereta. Suara-suara merdu Alquran itu dilantunkan puluhan remaja perempuan yang memenuhi bangku di gerbong ketiga.

Karena kebetulan penumpang tak terlalu berjubel, mereka tampak rapi duduk memenuhi bangku di sisi kanan dan kiri. Tangan-tangan remaja berhijab itu tampak memegang erat Al-Qur’an kecil karena KRL sering bergoyang-goyang.

Kendati begitu, mereka tampak khusyuk mendaras Al-Qur'an meski penumpang juga keluar masuk ketika KRL berhenti tiap stasiun.

Mereka merupakan santri-santri putri Pesantren Terpadu Darul Quran Mulia Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Keberadaannya di KRL di siang terik itu bukan untuk promosi KRL ataupun kegiatan pesantren.

Layaknya penumpang lain, mereka tengah bepergian. "Kami naik dari Serpong mau ke Bekasi, silaturahmi ke salah satu teman sekaligus khataman," ujar Jihan Afifah, 15, salah satu santri.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang Laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Bripda Rizka, Polwan Cantik Penghafal Al Quran 20 Juz.


Bripda Rizka Munawwaroh, yang merupakan Polwan di Polda Sumsel ini terlihat sama seperti polwan kebanyakan. Tetapi siapa sangka, ternyata dara kelahiran Palembang, 15 Agustus 1996, mempunyai kelebihan yakni sudah menghafal Alquran.

Hafalan Alquran dia ternyata sudah hampir 20 juz dan terus menghafal hingga bisa 30 juz. "Sudah punya niat menghafal Al-Quran sejak SD, tetapi sempat berhenti karena pikirannya saat itu maunya main terus. Jadi setelah SMP, kembali menghafal dan terus dilakukan hingga saat ini," cerita bungsu dari dua bersaudara dikutip dari laman Facebook Divisi Humas Mabes Polri, Jumat 3 Juli 2015.

Dari hafalan Alquran yang dilakukannya, ia selalu mendapat kemudahan dalam melakukan atau mengikuti tes. "Punya cita-cita ingin kuliah di Mesir dan sudah ikut tes, setelah itu dapat panggilan. Begitu pula dengan ikut tes polisi dan mendapat panggilan," ujar Rizka.

Di situ yang cukup berat menentukan pilihan, cita-cita ingin kuliah di Mesir dan mendalami ilmu agama, di sisi lain polwan juga masa depan yang mungkin tidak datang dua kali.

Pilihannya jatuh pada Polwan dan menurutnya mungkin ini sudah menjadi jalan hidupnya. Meski tidak dapat kuliah di Mesir untuk memperdalam ilmu agama, ia tetap membulatkan tekad untuk terus menghafal Alquran yang dianggap juga sebagai memperdalam ilmu agama.

Meski kesibukannya sebagai seorang Polwan ia tetap menghafal Alquran. Dengan sistem dibaca sampai 3 kali lalu diulang kembali per ayat, ia yakin dapat menghafal Alquran sebanyak 30 juz.

Ketika disinggung mengenai HUT Bhayangkara, dara berhijab ini berharap koprs tempatnya bernaung dapat lebih baik lagi ke depan. "Sebagai penegak hukum agar bisa lebih adil lagi dalam menegakan hukum. Yang benar katakan benar jika memang benar dan salah katakan salah jika itu salah," tegasnya.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Senin, 21 September 2015

✿ Bocah 9 Tahun Juara Kompetisi Hafiz Internasional


Amir sudah menghafal Alquran sejak usia 7 tahun. Dia menyelesaikan hafalannya selama 18 bulan.

Bocah 9 tahun asal Kota Ratlam, Madya Pradesh, India, Amir meraih juara ketiga dalam kompetisi hafiz Alquran. Tidak tanggung-tanggung, bocah ini menjuarai kompetisi hafiz Alquran tingkat dunia.

"Amir menduduki tempat ketiga dalam kompetisi hafiz Alquran internasional yang diselenggarakan oleh Raja Arab Saudi Salman bi Abdulaziz di Jeddah pada 29 Juni 2015," ujar Imam Masjid Jeddah Mohammad Raees, dikutip dari onislam.net, Senin, 6 Juni 2015.

Amir berhasil menyisihkan sekitar 2.000 kontestan lain. Atas hal itu, Amir mendapat penghargaan berupa plakat, uang 9.000 riyal, setara Rp32 juta dan piagam dari Raja Salman.

Amir mulai menghapal Alquran ketika berusia 7 tahun. Selama 18 bulan, Amir berhasil menghafal seluruh isi Alquran yang terdiri dari 114 surat tersebut.

Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Kisah para Napi Menghafal Alquran di Penjara



Menjadi narapidana bukan berarti harus mengubur mimpi. Terutama keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik.

Menjadi narapidana bukan berarti harus mengubur mimpi. Terutama keinginan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Sebagian dari mereka bahkan memiliki niat yang lebih tebal untuk hidup lebih baik saat berada di balik jeruji penjara.


Simaklah kisah R, perempuan yang tengah meringkuk di dalam Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Malang, Jawa Timur. Dara 24 tahun yang dipenjara karena kasus narkoba ini berniat menjadi penghafal Alquran jika sudah keluar dari penjara.

"Ingin jadi orang yang lebih baik, dan terus menghafal Alquran," ujar R, sebagaimana dikutip dari laman Daarul Quran, Selasa 7 Juli 2015.

R meringkuk di dalam Lapas Kelas II A Malang bersama 300-an napi lainnya sudah mulai menghafal Alquran. Dan pada Ramadan 1436 Hijriah ini, dia sudah menghafal juz 30 alias Juz Amma.

Meski hafalannya paling tinggi di antara para napi, dia belum puas. "Saya ingin menghafal 30 juz. Kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak," ujar dia.

R mendekam di penjara karena kasus narkoba. Dia berdalih terpaksa mencari uang untuk biaya kuliah di Fakultas Hukum pada universitas negeri terkemuka di Surabaya. R nekat hidup dari kelab satu ke kelab lainnya. Terjerumus menjadi "penari malam".

Dari lingkungan dugem inilah ia mencicipi narkoba, hingga tertangkap aparat. Dia pun harus cuti kuliah di semester VII untuk menjalani hukuman di Lapas Wanita Gresik, Jawa Timur. Riri kemudian dipindahkan ke Malang. "Lebih enak di sini," kata napi yang akan bebas pada Agustus 2015 ini.

Riri merasa beruntung dipindah ke Malang karena bisa mendapat banyak pelajaran ketrampilan. "Saya sudah bisa membatik, lho," ujar dia bangga. Saat Ramadan kali ini, R dan kawan-kawan rajin mengikuti Pondok Ramadan yang digelar lapas di bawah bimbingan Ny Lilik Sulistyowati. Salah satu programnya adalah kelas tahfidz Alquran, bekerjasama dengan PPPA Daarul Qur'an Malang yang dipimpin Nahar Zainuddin.

Daarul Qur'an menugaskan Nisa ke lapas Malang untuk mengajar kelas tahfidz. Mahasiswi UIN Malang yang sudah hafal 30 juz ini membimbing para santri untuk membaca Alquran secara tartil dan menghafalkannya.

Hasilnya, dalam pekan ke dua sudah dua santri yang mampu menghafal Juz 'Amma, yakni R dan rekannya, napi yang juga terjerat kasus narkoba.

Setelah bercerai dari suaminya, ia mengais rejeki sebagai bartender di sebuah pub untuk menghidupi seorang anaknya. Anak Rekan R, kini berusia 10 tahun dan tinggal bersama sang nenek di Bandung. 
"Kami sudah clean dari narkoba, kapok, dan pingin jadi orang yang lebih baik. Pingin hafal Quran," ujar Rekan R, yang akan bebas pada akhir tahun ini.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Rahasia Sukses Sang Hafidzah Cilik Indonesia.


Di usianya yang masih sangat belia, Hilyah sudah terhitung cukup matang dalam membaca Al-Qur'an dengan tartil. Seakan-akan ia sudah mengerti benar bagaimana cara membaca Al-Qur'an menurut kaidah ilmu tajwid. Ditambah lagi kefasihannya dalam menyebutkan huruf-huruf hijaiyah (makharijul huruf). Padahal menurut sang ayah, secara teori sama sekali murid TK B itu belum mengerti sama sekali.

Hilyah belum tahu jika ada yang dibaca pendek disebut A, dibaca panjang disebut B, seperti yang dijabarkan dalam kaidah ilmu tajwid. "Bacaan Hilyah bisa tartil karena dari awal sudah dikenalkan makharijul hurufnya. Dan untuk mengenalkan itu memang tergantung guru yang mengajarkan. Kita kenalkan cara membaca denan tajwid yang benar. Sehingga ketiak dia sudah baca, tajwidnya sudah bagus, termasuk ketika menghafal," jelas sang ayah panjang lebar.

Dengan demikian, meski gadis cilik ini terbilang awam soal kaidah membaca Al-Qur'an, tetapi apa yang dibacanya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, lantaran ia mampu baca Al-Qur'an seperti bacaan orang yang sudah paham ilmu tajwid.

Rahasia Semasa Hamil.

Dibalik kemampuan Hilyah menghafal ayat-ayat Al-Qur'an dengan cepat, ternyata semua itu tak terlepas dari kebiasaan sang ibu yang rajin membaca Al-Qur'an selama mengandung Hilyah. Nuroniyah telah mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 10x ketika Hilyah masih di dalam perut. Dan setiap kali akan membaca, ia selalu membiasakan diri berdialog , mengajak bicara janin Hilyah sembari mengatakan, "Dek, dengarkan ya, mama mau baca Al-Qur'an". 

Perempuan alumnus kebidanan itu meyakini bahwa otak janin telah mampu merespons segala yang ia dengar. Sejak di dalam rahim, anak sudah dapat belajar, merasa dan mengetahui perbedaan antara gelap dan terang. Keyakinan sang bunda memang telah banyak dibuktikan oleh para ilmuwan bidang pendidikan anak dalam kandungan yang telah banyak melakukan riset baru dan riset ulang secara kontinyu dengan membuat langkah-langkah dan metode baru mengenai praktek pendidikan pralahir ini.

Bahkan riset yang dilakukan F. Rene Van de Carr, dkk, menyatakan bahwa stimulus pada bayi pralahir akan membawa dampak positif seperti cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat dewasa.

Oleh karena itu, tak heran bila Hilyah kemudian mampu beradaptasi sangat cepat terhadap segala hal yang ia dengar, lihat dan rasakan. Hilyah yang begitu masif dihujani bacaan-bacaan Al-Qur'an sejak dalam kandungan akhirnya dengan mudah membaca Al-Qur'an ketika usianya baru memasuki 3 tahun.

Masa Golden Age.

Hal lain yang tak kalah penting dilakukan orang tua Hilyah adalah konsistensi memperdengarkan bacaan-bacaan Al-Qur'an dan mengajarkannya. Begitu Hilyah terlahir dengan selamat, kedua orang tuanya dengan massif melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an di hadapan Hilyah. Dalam segala suasana, bayi Hilyah selalu mendengar kalimat-kalimat thayyibah tersebut.

Begitu memasuki usia 6 bulan, kedua orang tua Hilyah utamanya sang ibu, secara khusus mulai memperkenalkan huruf-huruf hijaiyah. Dengan dibantu alat peraga yang dirancang keduanya secara khusus dari kertas kardus, dibuatlah huruf-huruf hijaiyah menjadi menarik mata. Lalu bayi Hilyah diletakkan di hadapan balok-balok huruf hijaiyah yang ditempel di dinding.

Secara kasat mata, apa yang dilakukan orang tua Hilyah sangat tak lazim. Sebab, bagaimana mungkin anak usia 6 bulan akan merespons ucapan orang dewasa selain senyum, tawa dan menangis? Tapi, Nuroniyah tak putus asa. Dengan niat dan tekad kuat agar anak-anaknya kelak menjadi penghafal Al-Qur'an, ia terus saja melafalkan huruf-huruf hijaiyah kendati bayi Hilyah menangis, memegang mainan dan tidak merespons ucapan ibunya.

Walhasil, manakala usia 2 tahun diajarkan metode iqro', Hilyah langsung bisa dan akhirnya lancar baca Al-Qur'an. Dan karena perkembangan yang sangat progresif inilah akhirnya Muslim dan Nuroniyah memutuskan untuk menargetkan Hilyah menghafal Al-Qur'an. Dengan kemampuannya itu Hilyah dapat menghafal secara mandiri tanpa didampingi orang tuanya.

Cukup dengan menghafal sendiri di tempat-tempat tertentu seperti kamar, ruang tamu. Dan begitu telah berhasil menghafal, barulah ia menyetorkan kepada orang tuanya. Terbukti, ketika usianya memasuki 4-5 tahun, Hilyah sudah mampu menghafal 5 juz, terhitung juz 30 - juz 26. Bahkan kini hafalannya telah merambah ke juz awal, yaitu surat Al-Baqarah.

Juara I Hafidz Indonesia.

Sadar akan kemampuan sang anak, Muslim dan Nuroniyah pun coba mengikutsertakan Hilyah ke berbagai ajang perlombaan hafal Al-Qur'an. Tujuannya tak lain untuk memotivasi dan membangkitkan semangat dan kepercayaan dari Hilyah.

Tanpa dinyana, Hilyah malah mengukir prestasi. Ia meraih juara I MHQ juz 30 Islamic Book Fair 2012, juara 1 MHQ juz 29 dan 30 di LTQ Asy Syifa, juara 2 MHQ juz 29 dan 30 di Kafila Islamic International School se-DKI Jakarta dan Jawa Barat, dan yang terbaru adalah sebagai juara 1 Hafidz Indonesia RCTI 2013.

Dari ajang Hafidz Indonesia inilah namanya melambung, dikenal masyarakat luas. Acara yang memang sangat menginspirasi orang tua ini memberi kesan tersendiri karena memang belum pernah ada sebelumnya. 

Dengan pembawaan yang tenang, Hilyah selalu mampu melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an yang diminta dewan juri kepadanya. Mereka berdecak kagum, tak terkecuali para penonton yang hadir menyaksikannya. Bacaannya tartil, fasih, tidak terburu-buru, tapi menarik untuk didengar. Mendengar lantunan suara kecilnya yang syahdu ini tanpa terasa membuat para orang tua yang melihatnya meneteskan air mata.

Untuk menjaga hafalannya, Hilyah rutin melakukan muraja'ah (menghulang hafalan) secara acak. Terkadang juz 30, lalu juz ke 26, dan seterusnya. Yang terpenting, bilamana terdapat sedikit kendala, ayah dan ibunya langsung menggenjot kekurangan tersebut.


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


✿ Cerita Remaja-remaja Penghafal Al Quran


Usianya baru 16 tahun, namun Muhammad Ma'ruf sudah hapal 20 juz Alquran. Kemampuannya diuji di ajang Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke-23. Gelaran Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke-23 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta menghadirkan pemandangan menarik. Tidak hanya orang dewasa, gelaran tahunan ini juga menampilkan wajah anak-anak sebagai peserta.

Sejumlah anak berusia di bawah 16 tahun berseliweran di tiga arena seleksi. Kebanyakan dari mereka mengikuti kategori hapalan di bawah 20 juz dan tilawah anak (membaca Al-Quran sesuai tajwid-nya). Muhammad Ma'ruf, adalah salah satu contohnya. Peserta asal Jawa Barat ini baru berusia 15 tahun. Namun jangan ragukan kemampuannya menghapal Alqruan. Saat ini, Ma'ruf sudah sanggup menghafal 20 juz.

Ditemui di ajang STG NAsional, Ma'ruf mengaku baru pertama kali mengikuti acara ini. Motivasi ingin mengikuti jejak seorang kawannya yang mampu menghafal 30 juz Al-Quran saat di kelas 5 sekolah dasar menghantarkannya ke ajang ini.

"Teman pesantren saya itu bisa menembus MTQ internasional, saya jadi ingin seperti dia," katanya. Momen mendebarkan uji kemampuan hafalan Ma'ruf baru akan diuji besok, Rabu, 12 Agustus 2015. Dia sedikit cemas menghadapi itu. "Bantu doa saya ya," pintanya.

Rona tegang juga masih tersisa dari raut peserta asal Papua, Qoda Rosmadi. Bocah berusia 12 tahun ini telah menunjukkan kepiawaiannya membawa tilawah untuk kategori anak 12 tahun. "Tak terukirkan," katanya sembari tersenyum.

Sedikit rasa tak percaya diri sempat menyelimuti perasaan bocah usia 12 tahun itu. Dia merasa ada sedikit kekurangan dari penampilannya. "Agak sedikit fals," katanya dengan logat Papua yang kental. Berbeda dengan Ma'ruf dan Qoda, wajah Habib Arwani tampak santai. Bocah asal Kabupaten Keerom, Papua itu akan turun pada kategori hafalan satu juz. Ditanyai kesiapannya, dia hanya melemparkan tawa.

Banyaknya peserta anak hingga remaja ini diapresiasi betul oleh Koordinator Majelis Hakim STQ ke-23 Dr. Ahsin Sakho Muhammad. Dia mengatakan dengan adanya peserta anak artinya nilai-nilai Al-Quran sudah tumbuh di dalam keluarga Indonesia.

"Keluarga menjadi pilar terakhir nilai-nilai agama dan kebangsaan," katanya. Ahsin juga berharap Al-Quran bukan hanya menjadi hafalan semata. Melainkan dapat dipahami dan dipraktikan untuk memberi kemajuan bagi bangsa. 


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


Jumat, 18 September 2015

☛ Rahmat Iskandar, Tunanetra Penghafal 30 Juz Al-Qur'an.


Rahmat Iskandar merupakan penyandang tunanetra berasal dari Provinsi Lampung. Keterbatasan bukan menjadi halangan untuk menjadi sukses. Barangkali itulah prinsip yang dipegang teguh seorang peserta Seleksi Tilawatil Quran (STQ) asal Provinsi Lampung, Rahmat Iskandar.

Rahmat, begitu dia disapa, mengalami kebutaan sejak dini. Meski berbeda, Rahmat nyatanya menunjukkan prestasi terutama pada hafalan Alquran. Pada STQ ke-23 ini dia turun di cabang hifzhil (menghapal) kategori 30 juz.
 
;