Mengenakan
penutup kepala bermotif merah kotak ala kafieh Yasser Arafat, bocah itu
melangkah tenang. “Assalamualaikum,”
ujarnya lantang.
Geraknya begitu pasti. Ia juga mengenakan pakaian terusan seperti yang kerap
dikenakan Imam Masjid di negara Timur Tengah. Sinar matanya terlihat benderang.
Senyum simpul dan perawakannya yang mungil tak bisa menutupi usianya saat itu : 7 tahun.
Setelah bercakap dengan pembaca acara, bocah bernama Rasyid itu pun disuruh
memilih surat yang akan dibacakan dalam lomba penghapal Alquran dalam acara
Hafiz Cilik Indonesia itu. Ia memilih nomer dua. Di situ tertera surat Al Lail.
Bocah itu lalu mengatakan akan meniru lafal Imam Besar Masjid Kairo,
Syekh Mahmoud Khalil al-Husairy, yang kondang dengan kemerduan suaranya.
Lalu mulailah bocah itu membaca. Tanpa melihat Alquran, mata bocah itu bersinar
jernih menatap penonton. Dan mengalirlah lantunan ayat-ayat suci itu. Dan, Subhanallah, suara itu begitu mirip dengan Imam al-Husairy.
Begitu merdu dan indah. Setelah bocah itu selesai membaca, tepuk tangan
penonton segera memenuhi ruangan studio itu.
Tak berhenti di situ, ia pun mendapat tantangan kedua dari pembaca acara. Kali
ini dia diminta membaca surat At-Takwir. Kepada pembaca acara ia mengatakan
akan mengikuti langgam suara merdu Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Syekh
Saad Al-Ghomidi. Dan, Subhanallah,
suara bocah itu membuat bulu kuduk penonton merinding karena nadanya begitu
jernih dan indah.
Tak heran, salah satu juri, Syekh Ali Jaber, Imam Masjid Nabawi Madinah, begitu
terpana. Ia seolah kehilangan kata-kata. “Subhanallah, hanya itu yang bisa saya ucapkan,” ujar Syekh
yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Tak hanya itu. Imam Masjid Nabawi itu pun menyematkan
panggilan Syekh pada Rasyid. Syekh Ali Jaber juga meminta pada orang tua dan
penonton agar sejak saat itu bocah itu harus dipanggil Syekh Rasyid, sebuah
penggilan kehormatan sebagai simbol kedekatan manusia dengan Allah.
Dan, ini yang lebih mengejutkan. Syekh Ali Jaber, Imam Masjid Madinah itu,
berdiri saat Rasyid menghampiri. Ia pun mencium tangan Rasyid, bocah yang baru
berumur 7 tahun itu, di depan semua pemirsa. Sebuah adegan penghormatan yang
sungguh menggetarkan dan mengharukan…
Syekh Rasyid,
Pelajari Islam Secara Otodidak
Muhammad Abdul Rasyid, bocah asal Pekanbaru, Riau ini memang mencengangkan para
penonton dan juri karena kemampuannya melantunkan ayat-ayat Alquran. Pada usia
belia, ia juga sudah fasih berbahasa Arab.
Saat melihat kehebatan Rasyid, semua orang pasti bertanya-tanya di mana anak
ini memperdalam ilmu agamanya. Dan, bagaimana cara orang itu mengajarkan ilmu
agama seperti Alquran dan Hadis kepada bocah kecil seperti Rasyid.
Jawabannya: Rasyid mempelajari semua itu secara otodidak.
Kehadiran Rasyid di tengah keluarganya memang menjadi berkah tersendiri. Hal
ini diakui Yuli Chaniago, ibunda Rasyid. Menurut Yuli, Rasyid memiliki
keistimewaan yang telah ditunjukkan saat dirinya baru lahir. Bungsu dari 6
bersaudara ini memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang terbilang cepat
dibandingkan anak-anak seusianya.
"Dia lahir hanya 8 bulan 6 hari di kandungan, satu-satunya yang menjalani
operasi sesar. Saat usia satu minggu dia sudah tengkurap, umur 6 bulan sudah
bisa jalan dan usia 7 bulan sudah bisa berbicara dengan menyebut kata
pertamanya, yaitu "Allah". Dia juga suka sekali azan, dan selalu
membolak-balik Alquran. Umur 1 tahun sudah hafal surat pendek dengan lafal
cadelnya," cerita Yuli.
Awalnya, Yuli mengaku kaget dengan polah anaknya itu. Bahkan, dia sempat
membawa Rasyid ke ustadz hingga orang pintar untuk mengetahui apa penyebab
tingkah laku anaknya di luar kebiasaan teman seusianya.
"Anak-anak lain main boneka dan mobil-mobilan, dia (Rasyid) sibuk
bolak-balik Alquran. Teman yang lain sibuk belajar, dia sibuk main puzzle Ka'bah,"
tutur Yuli.
Belum bisa menerima kondisi anaknya, Yuli justru terus berupaya agar Rasyid
bisa seperti anak-anak lainnya. Namun, Rasyid justru menolak.
"Saya bawa dia ke mal, tapi dia berontak," kenangnya.
Upaya Yuli menjadikan Rasyid layaknya anak-anak lain disebabkan Rasyid
cenderung kerap diejek.
"Rasyid sering di-bully.
Disebut manusia aneh. Dijadikan bahan tertawaan karena dia senang menggunakan
pakaian dan atribut ke-Arab-Arab-an," gusar Yuli.
Atas perilaku yang didapatnya, Rasyid tetap bersabar meski hal ini membuat Yuli
depresi. Namun, lama kelamaan, Yuli menyadari kehadiran Rasyid ini merupakan
anugerah terbesar dalam hidupnya. Salah satu jalan yang diberikan Allah SWT
kepada dirinya untuk lebih beriman dan taat.
"Rasyid lahir dari seorang ibu yang bisa dibilang Islam KTP. Saya pribadi
yang tidak Islami, tomboi, dan keras. Namun, Rasyid membuat saya sadar dan
banyak berubah. Saya dulu suka nongkrong, tetapi Rasyid
mengajarkan saya hidup sederhana," papar Yuli.
Yuli pun mulai memandang bahwa anak-anak tidak bisa disamakan. Untuk itu, dia
mulai mengarahkan Rasyid kepada minat dan keinginannya. Alhasil, Rasyid tumbuh
sebagai anak yang cerdas dan mampu menghafal Alquran dan Al Hadis serta memperdalam
ilmu agama.
"Sekarang saya ikuti maunya dia. Saya tarik dari sekolah karena sekolah
tidak menganggap dia. Banyak yang tidak bisa menerima perkataan Rasyid,"
paparnya.
Tersohor, Syekh Rasyid Tetap Hidup Sederhana
Rasyid pun mulai berdakwah. Kabar kehebatannya di dunia persyiaran Islam pun
mendunia. Dia melakukan syiar hingga ke Hongkong. Bocah yang kini berjuluk
Syekh Rasyid itu tampil mengaji di depan ribuan jamaah di Masjid Tsim Sha Tshui
pada awal tahun 2015 ini.
Rasyid mampu melantunkan ayat-ayat suci Alquran dengan menirukan irama 15 Imam
di dunia. Saat tampil di Hongkong itu pula, Rasyid melantunkan ayat suci
Alquran dengan beberapa irama Imam dunia.
Para jamaah yang hadir tampak terkesima dengan kemerduan suara Rasyid. Banyak
di antara jamaah yang mengabadikan penampilan bocah itu dengan kamera seluler
mereka.
Rasyid juga memulai debutnya sebagai Da'i. Di tengah-tengah usaha menghafal
seluruh ayat Kitab Suci, bocah yang pernah ikut ajang Hafiz Indonesia ini ikut
kontes Dai Cilik yang ditayangkan sebuah stasiun televisi swasta nasional.
Bocah yang identik menggunakan sorban ini pun berhasil menjadi Yang Terbaik
dalam ajang tersebut.
Dengan kesuksesan yang diperoleh ini, Yuli berharap Rasyid tetap menjadi anak
yang rendah hati. Sang ibunda pun berencana menyekolahkan Rasyid ke Timur
Tengah guna memperdalam ilmu agama.
"Sehebat apapun dia punya ilmu, fitrahnya dia anak-anak. Saya harap dia
bisa mengemban ilmunya, tawaduk, rendah hati, dan bermanfaat bagi sesama,"
tandasnya.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin
Salam sayang buat istri & anak tercinta :
"Siti Nurjanah & Rachmad Hidayatullah"