Senin, 21 September 2015

✿ Cerita Remaja-remaja Penghafal Al Quran


Usianya baru 16 tahun, namun Muhammad Ma'ruf sudah hapal 20 juz Alquran. Kemampuannya diuji di ajang Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke-23. Gelaran Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke-23 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta menghadirkan pemandangan menarik. Tidak hanya orang dewasa, gelaran tahunan ini juga menampilkan wajah anak-anak sebagai peserta.

Sejumlah anak berusia di bawah 16 tahun berseliweran di tiga arena seleksi. Kebanyakan dari mereka mengikuti kategori hapalan di bawah 20 juz dan tilawah anak (membaca Al-Quran sesuai tajwid-nya). Muhammad Ma'ruf, adalah salah satu contohnya. Peserta asal Jawa Barat ini baru berusia 15 tahun. Namun jangan ragukan kemampuannya menghapal Alqruan. Saat ini, Ma'ruf sudah sanggup menghafal 20 juz.

Ditemui di ajang STG NAsional, Ma'ruf mengaku baru pertama kali mengikuti acara ini. Motivasi ingin mengikuti jejak seorang kawannya yang mampu menghafal 30 juz Al-Quran saat di kelas 5 sekolah dasar menghantarkannya ke ajang ini.

"Teman pesantren saya itu bisa menembus MTQ internasional, saya jadi ingin seperti dia," katanya. Momen mendebarkan uji kemampuan hafalan Ma'ruf baru akan diuji besok, Rabu, 12 Agustus 2015. Dia sedikit cemas menghadapi itu. "Bantu doa saya ya," pintanya.

Rona tegang juga masih tersisa dari raut peserta asal Papua, Qoda Rosmadi. Bocah berusia 12 tahun ini telah menunjukkan kepiawaiannya membawa tilawah untuk kategori anak 12 tahun. "Tak terukirkan," katanya sembari tersenyum.

Sedikit rasa tak percaya diri sempat menyelimuti perasaan bocah usia 12 tahun itu. Dia merasa ada sedikit kekurangan dari penampilannya. "Agak sedikit fals," katanya dengan logat Papua yang kental. Berbeda dengan Ma'ruf dan Qoda, wajah Habib Arwani tampak santai. Bocah asal Kabupaten Keerom, Papua itu akan turun pada kategori hafalan satu juz. Ditanyai kesiapannya, dia hanya melemparkan tawa.

Banyaknya peserta anak hingga remaja ini diapresiasi betul oleh Koordinator Majelis Hakim STQ ke-23 Dr. Ahsin Sakho Muhammad. Dia mengatakan dengan adanya peserta anak artinya nilai-nilai Al-Quran sudah tumbuh di dalam keluarga Indonesia.

"Keluarga menjadi pilar terakhir nilai-nilai agama dan kebangsaan," katanya. Ahsin juga berharap Al-Quran bukan hanya menjadi hafalan semata. Melainkan dapat dipahami dan dipraktikan untuk memberi kemajuan bagi bangsa. 


Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.

“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)


 
;